Kamis, 21 Juli 2011

Filsafat Bahasa

 
Hadirnya filsafat bahasa dalam dunia filsafat merupakan pendatang baru. Filsafat bahasa baru berkembang sekitar abad keduapuluhan, setelah munculnya linguistik modern yang digawangi oleh tokoh strukturalis yaitu Mongin Ferdinand Saussure (1857-1913).

Menurut Verhaar pengertian filsafat bahasa mengandung dua makna yaitu; (1) filsafat mengenai bahasa, dan (2) filsafat berdasarkan bahasa. Dalam pengertian pertama bahasa dijadikan sebagai objek berfilsafat, seperti ilmu bahasa, psikolinguistik, sejarah asal usul bahasa. Dalam pengertian kedua bahasa dijadikan sebagai landasan atau acuan dalam berfilsafat. Dalam hal ini, menurut Verhaar bahasa mengandung dua pengertian; bahasa eksklusif yaitu bahasa komunikasi sehari-hari yang dipakai sebagai pedoman filsafat analitik dan bahasa inklusif yaitu bahasa musik, bahasa cinta, bahasa alam yang dijadikan arahan dalam hermeneutika. (R. Mustansyir: Filsafat Bahasa)

Menurut R. Mustansyir filsafat bahasa adalah penyelidikan secara mendalam terhadap bahasa yang dipergunakan dalam filsafat, sehingga dapat dibedakan pernyataan filsafat yang bermakna dan tidak bermakna.

Filsafat bahasa, kata Asep A. Hidayat dalam Filsafat Bahasa, pengertiannya dapat ditinjau dari dua pandangan yaitu; filsafat sebagai sebuah ilmu dan sebagai sebuah metode. Jadi menurut A. A. hidayat filsafat bahasa dalam pengertian sebagai ilmu adalah kumpulan dari hasil pemikiran filosof tentang hakikat bahasa yang disusun secara sisitematis untuk dipelajari dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan pengertian filsafat bahasa sebagai sebuah metode adalah metode berfikir secara mendalam, logis, dan universal mengenai hakikat bahasa.
 
Filsafat bahasa adalah penyelidikan beralasan ke alam, asal-usul, dan penggunaan bahasa. Sebagai topik, filsafat bahasa bagi para filsuf analitik berkaitan dengan empat masalah utama: sifat makna, penggunaan bahasa, kognisi bahasa, dan hubungan antara bahasa dan realitas. Untuk filsuf kontinental, Namun, filsafat bahasa cenderung ditangani, bukan sebagai topik yang terpisah, tetapi sebagai bagian dari logika, sejarah atau politik. (Lihat bagian "Bahasa dan Continental Filsafat"di bawah.)

Pertama, filsuf bahasa ke menanyakan sifat makna, dan berusaha untuk menjelaskan apa artinya "berarti" sesuatu. Topik dalam pembuluh darah yang meliputi sifat sinonim, asal-usul makna itu sendiri, dan bagaimana makna yang bisa benar-benar diketahui. Proyek lain di bawah judul ini kepentingan khusus filsuf analitik bahasa adalah penyelidikan cara yang tersusun menjadi kalimat keluar keseluruhan bermakna arti bagian-bagiannya.

Kedua, mereka ingin memahami apa yang pembicara dan pendengar lakukan dengan bahasa dalam komunikasi, dan bagaimana digunakan sosial. Kepentingan khusus dapat meliputi topik pembelajaran bahasa, penciptaan bahasa, dan tindak tutur.

Ketiga, mereka ingin tahu bagaimana bahasa berkaitan dengan pikiran baik dari pembicara dan penerjemah. Dari minat tertentu adalah dasar untuk terjemahan keberhasilan kata menjadi kata lain.

Akhirnya, mereka menyelidiki bagaimana bahasa dan makna berhubungan dengan kebenaran dan dunia. Filsuf cenderung kurang peduli dengan kalimat yang sebenarnya benar, dan banyak lagi dengan jenis apa makna bisa benar atau salah. Seorang filsuf berorientasi kebenaran bahasa mungkin bertanya-tanya apakah suatu kalimat bermakna bisa benar atau salah, atau apakah kalimat dapat mengekspresikan proposisi tentang hal-hal yang tidak ada, bukan seperti kalimat yang digunakan.