Masa
Aufklärung merupakan masa dimana rasio ( akal ) menduduki posisi paling penting
dalam kehidupan manusia. Masa ini disebut juga sebagai abad pencerahan,
dikatakan demikian, karena pada masa ini manusia telah terbebas dari tekanan-tekanan serta pengaruh dogma agama, dan keabsolutisan raja dalam kehidupan
mereka. Pada masa Afklärung manusia berfikir, bertindak, dan mengambil
keputusan atas dasar rasio mereka sendiri, dan mereka siap bertanggung jawab
penuh atas apa yang menjadi keputusan mereka.
Pada masa Afklärung, dikenal seorang tokah besar yaitu Rene Descartes, yang merupakan seorang filsuf dari Prancis. Descartes mengatakan "ich denke also bin ich” "saya berfikir maka saya ada”. Kata-kata Descartes ini dimaksudkan agar manusia sadar bahwa merekalah subjek dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Dengan berfikir, mereka akan menciptakan sesuatu, membawa perubahan besar kearah kehidupan yang lebih baik, dengan begitu akhirnya eksistensi merekapun akan diakui.
Pada masa Afklärung, dikenal seorang tokah besar yaitu Rene Descartes, yang merupakan seorang filsuf dari Prancis. Descartes mengatakan "ich denke also bin ich” "saya berfikir maka saya ada”. Kata-kata Descartes ini dimaksudkan agar manusia sadar bahwa merekalah subjek dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Dengan berfikir, mereka akan menciptakan sesuatu, membawa perubahan besar kearah kehidupan yang lebih baik, dengan begitu akhirnya eksistensi merekapun akan diakui.
Selain
Descartes, Immanuel Kant kemudian menjadi inspirasi penting dalam perkembangan
masa ini. Immanuel kant adalah seorang filsuf dari Jerman yang mengadaptasi
pemikiran Rene Descartes. Kant juga mengatakan bahwa ketidakdewasaan manusia
adalah kesalahan diri mereka sendiri yang tidak pernah berani untuk berfikir
tanpa bantuan pemikiran orang lain, sehingga mereka tidak penah tau apa yang
benar- benar mereka inginkan dalam kehidupan mereka. Ia terkenal dengan
semboyannnya "Sapere Aude" yang artinya beranilah untuk mengetahui. Mengetahui siapa diri
kita, apa fungsi diri kita, dan apa yang benar-benar kita cari dalam hidup
ini, sehingga kita bisa menjadi individu yang matang.
Dibidang sastra tak
ketinggalan ada seorang kritiker, estetiker, sekaligus dramaturg yang karyanya
benar-benar dianggap mewakili eforia masa Aufklärung, ia adalah Gotthold
Ephraim Lessing. Karyanya Nathan der weise menitikberatkan pada nilai- nilai
toleransi antar umat beragama dikenal pula dengan istilah "Ringparabel" (
analogi 3 agama ).
Rene Descartes, Immanuel Kant, dan Gotthold Ephraim Lessing memang menjadi tokoh sentral di abad Aufklärung, namun beberapa tokoh lain seperti Gottfried Wilhelm von Leibniz, Johann Christoph Gottsched dan Sophie de La Roche pun memiliki peranan yang tak kalah penting bagi masa ini. Leibniz dengan pemikiran metafisika dan sistem Binary Codenya adalah seorang pemikir dan ahli matematika sekelas Rene Descartes, Kemudian Gottsched yang dinobatkan sebagai bapak teter Jerman karena trobosannya dalam konsep nilai dan moral didalam sebuah pertunjukan teater, terakhir, dialah Sophie de La Roche, yang merupakan Feminis pertama di masa Aufklärung sekaligus pelopor kelahiran karya sastra yang ditulis oleh perempuan.