Kamis, 14 April 2011

Sejarah Hidup Claude Levi-Strauss

Sebelum membicarakan teori strukturalisme Levi-Strauss, akan lebih baik jika kita membicarakan sejarah hidup Levi-Strauss secara singkat. Hal ini penting, mengingat perjalanan hidup penggagas teori Antropologi struktural ini sangat dinamis. Latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan tentunya pola pikirnya sangat menentukan  dalam mencetuskan teori strukturalnya.
Lahir dari orang tua berkebangsaan Prancis dengan darah Yahudi, Levi-Strauss diberi gelar doktor dari sejumlah institusi pendidikan terkemuka, seperti universitas Harvard, Yale, dan Oxford di Amerika. Selain itu juga dari universitas di Swedia, Kanada dan  Meksiko. Sejak lama dia juga menjadi anggota Academie Francaise, badan pembelajaran terkemuka mengenai hal-hal yang bersingungan dengan Bahasa Prancis. Selain itu, yang juga sangat menentukan dalam pandangan-pandangan Levi-Strauss adalah hubungannya dengan para pakar berbagai bidang di Brasilia, Perancis maupun saat ia berada di New York. Pertemuannya dengan para pakar dari berbagai bidang ilmu itu telah melahirkan berbagai konsep yang sangat penting dalam membentuk teori budaya yang sangat unik itu. Dikatakan sangat unik karena memang belum terpikirkan oleh para pakar di bidang Antropolgi periode sebelumnya.
Levi-Strauss dilahirkan pada 28 November 1905 di Brussles, Belgia. Ia adalah keturunan Yahudi. Ayahnya bernama Raymond Levi-Strauss seorang artis dan juga anggota keluarga intelektual Yahudi Perancis (Intelectual French Jewish family). Sedangkan ibunya bernama Emma Levy. Minat utama Levi-Strauss sebenarnya adalah ilmu hukum. Ia mempelajari hukum di fakultas hukum pada suatu universitas di Paris pada tahun 1927. Di tahun yang sama ia juga mempelajari filsafat di universitas Sorbonne. Ia pernah sukses dalam bidang hukum ketika ia telah mendapatkan licence dalam bidang hukum. Penguasaan dalam bidang hukum mengenai aliran-aliran filsafat materialisme historis ini turut mendorong kesuksesannya dalam bidang Antropologi.
Hal yang paling penting dan sangat berpengaruh terhadap loyalitasnya di bidang Antropologi adalah ketika ia membaca buku Primitive Society yang ditulis oleh Robert Lowie. Buku itu cukup mengesankan bagi Levi-Strauss dan mendorongnya untuk mengadakan beberapa studi mengenai masyarakat primitif. Bahkan ia menjadi bosan mengajar di Mont de-Marsan Lycee dan berkeinginan untuk mengadakan perjalanan keliling dunia.
Apa yang diharapkan oleh Levi-Strauss ini akhirnya terkabulkan setelah ia berkesempatan menjadi pengajar di Universtias Sao Paulo, Brazil. Di universitas ini ia memiliki kesempatan untuk keliling ke daerah-daerah pedalaman Brazil, serta mengunjungi berbagai suku Indian yang selama itu boleh dikatakan belum terjamah oleh peradaban Barat. Dari ekpedisi yang di dukung oleh Musee de 1’Hummed dan museum di kota Sao Paulo ini, memberi kesempatan kepadanya untuk mempelajari orang-orang Indian Caduveo dan Bororo.
Pengalaman perjalanannya menjelajah daerah-daerah terpencil itu ditulisnya dalam sebuah buku yang berjudul Tristes Tropique. Buku ini bercerita tentang penderitaan orang-orang Indian di belantara Amazone. Berawal dari buku inilah yang menjadikan Levi-Strauss terkenal sampai ke negara asalnya yakni Prancis. Ia bahkan telah menghasilkan suatu karya yang sangat penting di bidang Antropologi yang sesungguhnya sangat jauh dari studi formal yang dimilikinya.
Karir Levi-Strauss sempat mengalami halangan saat ia diwajibkan menjalani wajib  militer. Ia ditugaskan dibagian pos telekomunikasi di bidang sensor telegram. Sampai akhirnya ia diangkat menjadi liaison officer, yaitu petugas penghubung. Namun dalam situasi yang seperti itu tetap tidak menghalangi dirinya untuk menjadikannya seorang professor. Ia pun akhirnya dibebaskan dari kewajiban militer setelah menjadi seorang professor. Halangan tidak hanya sampai disitu, ia juga mengalami diskriminasi ras. Ia dipecat dari jabatannya karena ia adalah seorang Yahudi. Akhirnya Levi-Strauss diselamatkan  oleh program Yayasan Rockefeller, yang memiliki program menyelamatkan ilmuwan dan pemikir-pemikir Eropa berdarah Yahudi di Amerika Serikat. Dari program ini Levi-Strauss berhasil datang ke New York dan selamat dari pembantaian tentara Nazi yang anti terhadap orang-orang Yahudi.
Di daerah Greenwich Village, New York, Levi-Strauss tinggal. Di kota New York inilah Levi-Strauss semakin banyak memiliki peluang mengembangkan keilmuannya. Ia banyak berkomunikasi dengan para ilmuan buangan dari Prancis, seperti Maz Ernst, Franz Boas, Ruth Benedict, A.L. Kroever dan Ralph Linton. Ia pun berkesempatan mengajar mata kuliah Etnologi di New York Ecole Libre des Hautes Etudes, yang didirikan oleh para intelektual pelarian dari Prancis.
Kita sangat menghargai perjuangan Levi-Strauss dalam menemukan teori (konsep) strukturalisme ini. Dengan ketekunan, kesabaran, dan ketelitian yang luar biasa Levi-Strausss mampu melahirkan karya yang sangat bermanfaat. Berkat jasanya, ribuan bahkan jutaan mitos kini memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan kita. Mitos-mitos itu sebelumnya tak seorang pun yang memperhatikan, bahkan masih sangat sedikit orang yang mendokumentasikan mitos-mitos tersebut.
Selama hidupnya Levi-Strauss pernah menduduki jabatan-jabatan strategis terutama di bidang pendidikan. Pada tahun 1935 sampai 1939 ia diangkat sebagai seorang Professor di Universitas Sao Paolo yang kemudian melakukan beberapa ekspedisi ke Brazil. Pada tahun 1942 sampai 1945 ia diangkat sebagai professor di New School for Social Research. Pada tahun 1959 ia menjadi direktur The Ecole Practique des Hautes Etude, yang bersamaan pula dengan kedudukannya sebagai pimpinan Social Antropology pada College de France.
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya diantaranya adalah: the wenner-Gren Foundation’s Viking Fund Medal dan Erasmus Prize pada tahun 1975. Ia juga dianugrahi empat gelar kehormatan oleh Oxford, Yale, Harvard dan Columbia University di Amerika Serikat. Dalam wawancara dengan National Public Radio, Levi-Strauss menyatakan bahwa prospek manusia sangat suram. "Pada hari ini hilangnya spesies hidup yang sangat mengerikan, baik itu tanaman atau hewan. Dan itu jelas bahwa kepadatan manusia telah menjadi begitu besar, mereka telah mulai meracuni diri mereka sendiri. Dan dunia di mana saya menyelesaikan keberadaan saya, tidak lagi dunia yang aku suka," kata Levi-Strauss.
Académie française adalah institusi yang bergengsi milik Levi-Strauss, berencana untuk menghormatinya, setelah dia meninggal. Penulis Jean d'Ormesson, menjulukinya "ilmuwan terbesar Perancis." Hélène Carrère d'Encausse, sekretaris abadi Académie française, memuji Levi-Strauss memiliki "semangat keterbukaan yang luar biasa". Berbicara pada radio Perancis, ia berkata, "Dia adalah seorang pemikir, seorang filsuf. ... Kami tidak akan menemukan lagi seperti dia." Levi Strauss meninggalkan dua putra, salah satu di antaranya adalah kepala bagian Museum dan benda-benda budaya UNESCO di Paris.
Claude Levi-Strauss adalah  pencetus Antropologi Struktural dengan strukturalisme sebagai perspektifnya.Pada zaqmannya, lahir pula Antropologi Kognitif, dikembangkan Ward H. Goodenough (1950-an). Aliran ini membawa definisi budaya dari yg fisik menuju pengertian bahwa budaya sebagai sistem pengetahuan. Aliran Antropologi Simbolik- Interpretatif yg dipelopori oleh Clifford Geertz  melihat sistem simbol sebagai media pemahaman manusia atas sistem nilai dan sistem koginitifnya. Levi-Strauss disebut sebagai bapak Antropologi modern berkat karya-karyanya. Beberapa di antaranya adalah teori tentang persamaan komponen antara masyarakat industri dan sukuterasing. Karya-karya pemikir abad 20 ini, dalam rentang enam dekade, antara lain "Tristes Tropiques" (1955), "The Savage Mind" (1963), dan "The Raw and the Cooked" (1964).
Seperti dikutip dari siaran stasiun televisi BBC, Levi-Strauss juga memperkenalkan strukturalisme, konsep mengenai pola umum pikiran dan tingkah laku, terutama mitos, dalam jangkauan luas masyarakat. Dia juga seorang pecinta musik sejati. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyebut Levi-Strauss sebagai salah satu etnolog besar sepanjang waktu.
Akhirnya Claude Lévi-Strauss, seorang tokoh di dunia Antropologi abad ke-20, meninggal di Paris pada 31 Oktober, 2009 dengan usia 101 tahun. Levi-Strauss memperkenalkan "strukturalisme" untuk Antropologi, konsep bahwa semua masyarakat universal mengikuti pola pikir dan perilaku, sebagaimana dicontohkan dalam mitos-mitos yang berkembang.